
Rabu (18/8) matahari tepat berada di atas kepala, jarum jam menunjuk angka 12.00 WIB. Saat yang ditunggu-tunggu oleh sebagian besar karyawan PT ESG Panatec, Mukakuning, karena jam istirahat sudah tiba. Beberapa karyawan yang kebanyakan wanita, yang berpuasa memilih istirahat ke masjid. Sementara yang tidak puasa, menu hidangan makan siang yang disedikan pihak pabrik telah siap mengisi perut-perut mereka. Juwita adalah salah satu karyawan yang tidak puasa. Menu dan lauk makanan siang itu cukup menggiurkan liur Juwita: nasi putih, tongkol goreng sambal, sayur tauge masak kuah, plus sawi manis ditumis. Sepaket menu makan siang itu dikemas dalam wadah plastik bulat berwarna-warni bertutup putih yang lazim digunakan para pengusaha-pengusaha katering membungkus makanan mereka.
Singkat cerita, puluhan karyawan bersantap siang bersama sembari bercanda ria. Mereka tidak menyadari bahwa makanan yang mereka santap mengandung racun. Acara makan siang kelar, dan drama berikutnya menghidang sekitar setengah jam setelah makan.
Setelah selesai santap siang, Juwita dan rekan-rekannya sesama operator di pabrik tersebut, kembali masuk ke ruang pabrik tempat mereka bekerja. Mesin-mesin raksasa yang siap mencetak produk garapan mereka pun kembali bergerak kencang. Namun baru beberapa saat mulai bekerja, satu persatu dari mereka merasakan hal aneh dalam dirinya. “Setengah jam habis makanlah, terasa pusing dan mual, habis itu tangan, muka, kaki dan badan semuanya gatal,” tegas Juwita ketika ditemui saat dirawat di RS Casa Medica Mukakuning.
“Perasaan tiba-tiba rasanya tak menentu, degup jantung pun semakin kencang,” kata Juwita yang diamini oleh teman-temannya. Seiring dengan hal tersebut, menurutnya muka seperti kebas, kepala menjadi pusing dan timbul rasa mual yang teramat sangat. “Rasanya mau muntah, ramai kami yang lari ke toilet karena sudah tak tahan lagi, ada juga yang muntah di ruangan.”
Usai muntah-muntah, gejala lain timbul dari permukaan kulit mereka. Ya gatal-gatal, seperti orang yang disengat ulat bulu. “Kami garukin gatal semua. Badan, kaki tangan, muka semuanya gatal, sampai ke dalam-dalam gatal semua,” sambungnya.
Juwita mewakili rekan-rekannya mengaku, menu makanan yang mereka santap siang itu sebetulnya tak ada bedanya dengan menu-menu di hari-hari sebelumnya. Soal rasa dan aroma juga tak jauh berbeda dan tak mencurigakan sebagai makanan berpotensi meracuni. “Kalau sayurnya biasa saja rasanya, tak ada rasa basi atau masam, tapi ikan tongkolnya memang lain. Biasanya ikan itu manis dan gurih, tapi tadi siang itu rasanya pahit,” aku Juwita.
Kendati sempat menjadi bahan pertanyaan tentang ketidaklaziman rasa ikan tersebut, namun menurutnya tak seorang pun dari mereka yang curiga kalau lauk utama hari itu diduga sudah tidak layak lagi dikonsumsi menjadikan mereka kolaps. “Ya, namanya orang lapar, makan aja,” lanjutnya.
Saking sudah tak tahan lagi dengan penderitaan yang dialaminya, buruh-buruh pabrik itu pun minta diantar oleh pihak perusahaan ke rumah sakit dan klinik kawasan industri. Tercatat 61 karyawan dilarikan ke RS Casa Medika, 20 di antaranya harus dirawat intensif dan diberi infus. Sisanya langsung diperbolehkan pulang. Sementara 10 orang dilarikan ke Klinik Batamindo Industrial Park dan harus diberi bantuan infus.
Sementara itu di sisi luar rumah sakit yang ada di Mukakuning tersebut, puluhan karyawan yang masih lengkap mengenakan seragam dan bed pengenalnya terlihat lemah menutup hidungnya dengan sapu tangan atau sekedar tisu. Mereka merupakan karyawan yang menurut pantauan dokter masih bisa dikategorikan sedikit sehat dan tak perlu penanganan khusus. Sementara di ruang Merkurius, 20 karyawan lainnya terlihat terbaring lemas dengan botol-botol infus mengalir ke lengannya.
“Kami masih pusing dan sedikit mual, tapi sama dokter kami disuruh menghirup udara segar di luar. Tadi juga sudah diberi obat,” kata salah seorang karyawan yang mengaku bernama Melly yang ditemui di luar rumah sakit. Wanita berusia 20 tahun dengan potongan rambut pendek ini mengaku ingin segera pulang dan beristirahat di rumah, namun kakinya tidak kuat ia langkahkan, bahkan sekujur tubuhnya pun masih menggeletar.
(qoriul fitrah/novianto)
Gonta-ganti Katering
Kepala HRD PT Panatec, Susanto mengungkapkan, hingga Rabu sore kemarin pihaknya juga masih belum mengetahui secara pasti apa penyebab puluhan karyawannya itu keracunan. “Kita belum tahu pasti, tapi dugaan kami sementara mereka ini keracunan makanan,” ungkap Susanto pada POSMETRO.
Susanto menambahkan, katering yang menjadi langganan PT Panatec tidak hanya satu, melainkan beberapa. ‘’Tapi saya tak tahu pasti mereka ini makan dari katering yang mana (yang meracuni),” katanya.
Perusahaan-perusahaan ketering penyedia makanan bagi buruh pabrik tersebut pun menurut Susanto hampir setiap bulan mengalami perubahan. Itu karena penyajian dan menu makanan yang dianggak kurang layak. ‘’Itu dilakukan demi kesehatan dan kebaikan karyawan,” jelasnya sembari tergopoh-gopoh meninggalkan RS Cassa Medical.
Dr Jamal yang ditemui di ruang Emergency RS Cassa Medical Centre mengaku tak tahu langkah apa yang harus diambilnya untuk menangani pasien-pasien ini. “Mereka masuk sebelum saya tugas, yang nangani tadi dokter sebelum saya, jadi saya tak tahu, mereka kenapa dan mau diapakan,” ungkapnya, sembari mengatakan kalau dokter piket sebelumnya tidak meninggalkan keterangan apa-apa untuknya meneruskan tindakan terhadap pasien-pasien ini.
“Ya kau yang dirawat inap, mungkin akan kita pantau terus kondisinya, kalau sudah membaik, ya kita lepas infusnya, kalau yang diluar itu, nanti akan saya cek lagi,” tambah Jamal lagi
Sumber: http://www.posmetrobatam.com/
Singkat cerita, puluhan karyawan bersantap siang bersama sembari bercanda ria. Mereka tidak menyadari bahwa makanan yang mereka santap mengandung racun. Acara makan siang kelar, dan drama berikutnya menghidang sekitar setengah jam setelah makan.
Setelah selesai santap siang, Juwita dan rekan-rekannya sesama operator di pabrik tersebut, kembali masuk ke ruang pabrik tempat mereka bekerja. Mesin-mesin raksasa yang siap mencetak produk garapan mereka pun kembali bergerak kencang. Namun baru beberapa saat mulai bekerja, satu persatu dari mereka merasakan hal aneh dalam dirinya. “Setengah jam habis makanlah, terasa pusing dan mual, habis itu tangan, muka, kaki dan badan semuanya gatal,” tegas Juwita ketika ditemui saat dirawat di RS Casa Medica Mukakuning.
“Perasaan tiba-tiba rasanya tak menentu, degup jantung pun semakin kencang,” kata Juwita yang diamini oleh teman-temannya. Seiring dengan hal tersebut, menurutnya muka seperti kebas, kepala menjadi pusing dan timbul rasa mual yang teramat sangat. “Rasanya mau muntah, ramai kami yang lari ke toilet karena sudah tak tahan lagi, ada juga yang muntah di ruangan.”
Usai muntah-muntah, gejala lain timbul dari permukaan kulit mereka. Ya gatal-gatal, seperti orang yang disengat ulat bulu. “Kami garukin gatal semua. Badan, kaki tangan, muka semuanya gatal, sampai ke dalam-dalam gatal semua,” sambungnya.
Juwita mewakili rekan-rekannya mengaku, menu makanan yang mereka santap siang itu sebetulnya tak ada bedanya dengan menu-menu di hari-hari sebelumnya. Soal rasa dan aroma juga tak jauh berbeda dan tak mencurigakan sebagai makanan berpotensi meracuni. “Kalau sayurnya biasa saja rasanya, tak ada rasa basi atau masam, tapi ikan tongkolnya memang lain. Biasanya ikan itu manis dan gurih, tapi tadi siang itu rasanya pahit,” aku Juwita.
Kendati sempat menjadi bahan pertanyaan tentang ketidaklaziman rasa ikan tersebut, namun menurutnya tak seorang pun dari mereka yang curiga kalau lauk utama hari itu diduga sudah tidak layak lagi dikonsumsi menjadikan mereka kolaps. “Ya, namanya orang lapar, makan aja,” lanjutnya.
Saking sudah tak tahan lagi dengan penderitaan yang dialaminya, buruh-buruh pabrik itu pun minta diantar oleh pihak perusahaan ke rumah sakit dan klinik kawasan industri. Tercatat 61 karyawan dilarikan ke RS Casa Medika, 20 di antaranya harus dirawat intensif dan diberi infus. Sisanya langsung diperbolehkan pulang. Sementara 10 orang dilarikan ke Klinik Batamindo Industrial Park dan harus diberi bantuan infus.
Sementara itu di sisi luar rumah sakit yang ada di Mukakuning tersebut, puluhan karyawan yang masih lengkap mengenakan seragam dan bed pengenalnya terlihat lemah menutup hidungnya dengan sapu tangan atau sekedar tisu. Mereka merupakan karyawan yang menurut pantauan dokter masih bisa dikategorikan sedikit sehat dan tak perlu penanganan khusus. Sementara di ruang Merkurius, 20 karyawan lainnya terlihat terbaring lemas dengan botol-botol infus mengalir ke lengannya.
“Kami masih pusing dan sedikit mual, tapi sama dokter kami disuruh menghirup udara segar di luar. Tadi juga sudah diberi obat,” kata salah seorang karyawan yang mengaku bernama Melly yang ditemui di luar rumah sakit. Wanita berusia 20 tahun dengan potongan rambut pendek ini mengaku ingin segera pulang dan beristirahat di rumah, namun kakinya tidak kuat ia langkahkan, bahkan sekujur tubuhnya pun masih menggeletar.
(qoriul fitrah/novianto)
Gonta-ganti Katering
Kepala HRD PT Panatec, Susanto mengungkapkan, hingga Rabu sore kemarin pihaknya juga masih belum mengetahui secara pasti apa penyebab puluhan karyawannya itu keracunan. “Kita belum tahu pasti, tapi dugaan kami sementara mereka ini keracunan makanan,” ungkap Susanto pada POSMETRO.
Susanto menambahkan, katering yang menjadi langganan PT Panatec tidak hanya satu, melainkan beberapa. ‘’Tapi saya tak tahu pasti mereka ini makan dari katering yang mana (yang meracuni),” katanya.
Perusahaan-perusahaan ketering penyedia makanan bagi buruh pabrik tersebut pun menurut Susanto hampir setiap bulan mengalami perubahan. Itu karena penyajian dan menu makanan yang dianggak kurang layak. ‘’Itu dilakukan demi kesehatan dan kebaikan karyawan,” jelasnya sembari tergopoh-gopoh meninggalkan RS Cassa Medical.
Dr Jamal yang ditemui di ruang Emergency RS Cassa Medical Centre mengaku tak tahu langkah apa yang harus diambilnya untuk menangani pasien-pasien ini. “Mereka masuk sebelum saya tugas, yang nangani tadi dokter sebelum saya, jadi saya tak tahu, mereka kenapa dan mau diapakan,” ungkapnya, sembari mengatakan kalau dokter piket sebelumnya tidak meninggalkan keterangan apa-apa untuknya meneruskan tindakan terhadap pasien-pasien ini.
“Ya kau yang dirawat inap, mungkin akan kita pantau terus kondisinya, kalau sudah membaik, ya kita lepas infusnya, kalau yang diluar itu, nanti akan saya cek lagi,” tambah Jamal lagi
Sumber: http://www.posmetrobatam.com/
0 comments