
Sudah hampir dua dekade timnas sepak bola Indonesia gagal meraih prestasi yang membanggakan. Berbagai cara sudah ditempuh, mulai program Primavera hingga pemusatan latihan di Belanda. Tapi, hasilnya nihil. Kini muncul ide baru untuk mengangkat prestasi sepak bola nasional, yaitu naturalisasi. Kali terakhir timnas Indonesia mengangkat trofi bergengsi adalah ketika meraih medali emas SEA Games 1991 Filipina. Setelah itu, prestasi timnas Merah Putih terus merosot. Di kawasan Asia Tenggara, kekuatan Indonesia kini dipandang sebelah mata. Bagaimana tidak, oleh tim sekelas Laos saja Merah Putih bertekuk lutut.
Tahun ini Indonesia bersama Vietnam akan menjadi tuan rumah Piala AFF (federasi sepak bola Asia Tenggara) dan dilanjutkan dengan menjadi host SEA Games 2011. Indonesia bertekad menjadikan dua even tersebut sebagai titik balik prestasi sepak bola tanah air.
Demi meraih prestasi tertinggi, PSSI melalui Badan Timnas Nasional (BTN) mencoba melakukan beberapa terobosan. Salah satunya, mendatangkan pelatih berkelas asal Austria, Alfred Riedl.
Mantan penyerang timnas Austria tersebut berhasil membawa Vietnam melaju ke babak kuarter final Piala Asia pada 2007. Oleh PSSI, Riedl dibebani target membawa Indonesia menjadi juara Piala AFF 2010 dan meraih medali emas SEA Games 2011.
Terobosan lain yang kini dicoba PSSI dan BTN adalah melakukan naturaliasi (pewarganegaraan). Khususnya terhadap para pemain yang memiliki darah Indonesia. Di Eropa, terutama Belanda, saat ini banyak pemain bagus yang masih keturunan Indonesia.
Bahkan, dalam skuad De Oranje (julukan timnas Belanda) yang menembus babak final Piala Dunia 2010 Afsel, ada lima pemain yang memiliki ikatan darah dengan Indonesia. Mereka adalah kapten tim Giovanni van Bronckhorst, Johny Heitinga, Demy de Zeeuw, Nigel de Jong, dan Robin van Persie.
Meski punya kualitas bagus, para pemain itu sulit menembus timnas Belanda karena ketatnya persaingan. Kondisi itulah yang dimanfaatkan PSSI dan BTN untuk menarik mereka agar mau memperkuat timnas Merah Putih. Tidak hanya Belanda, pemain berdarah Indonesia di negara lain pun diinventarisasi PSSI dan BTN.
“September nanti saya dan Alfred Riedl terbang ke Belanda. Kami sudah membuat kerja sama dengan KNVB (federasi sepak bola Belanda) untuk mengumpulkan para pemain berdarah Indonesia yang berkualitas. Mereka akan kami tawari untuk memperkuat Indonesia dengan berbagai konsekuensinya,” kata Iman Arif, Ketua BTN.
Beberapa waktu lalu, seorang pemain Belanda berdarah Indonesia yang merumput di Liga Australia (Adelaide United) Sergio van Dijk datang ke Jakarta.
Naturalisasi bukan perkara mudah. Itu terkait dengan undang-undang yang berlaku di negara yang bersangkutan. Pemain yang bersedia memperkuat timnas Indonesia harus meninggalkan kewarganegaraan yang disandangnya dan berganti menjadi warga Indonesia. Sebab, hukum Indonesia tidak mengenal kewarganegaraan ganda. Apakah mereka mau” Rasanya sulit.
Tapi, PSSI masih menyimpan asa. Jika memungkinkan, seandainya benar ada pemain keturunan yang mau memperkuat timnas Merah Putih, biar saja mereka mengembangkan karir di negara asalnya atau bersama klub yang dibelanya. Tapi, jika timnas membutuhkan, mereka harus bergabung.
“Yang jelas, kami tidak akan sembarangan melakukan naturalisasi. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Di antaranya, kualitasnya di atas rata-rata pemain lokal dan masih muda sehingga bisa lama memperkuat timnas. Untuk apa menaturalisasi pemain yang kualitasnya biasa-biasa saja,” beber Iman.
Nugraha Besoes, Sekjen PSSI, mengatakan bahwa naturalisasi hanyalah langkah komplemen (pelengkap) dalam upaya membentuk timnas yang tangguh. “Untuk membentuk timnas kuat, yang wajib kita perbaiki adalah pembinaan. Itu yang saat ini terus diupayakan PSSI,” cetusnya.
Isu naturalisasi sebelumnya pernah berembus. Beberapa pemain asing di Liga Indonesia yang sudah memenuhi syarat dikabarkan pernah mengajukan diri untuk menjadi warga negara Indonesia dan memperkuat timnas Merah Putih. Di antaranya, Cristian Gonzalez (Uruguay) dan Antonio “Toyo” Claudio (Brazil). Tapi, permohonan itu tak jelas ujungnya. Kabarnya, mereka dipersulit pihak-pihak tertentu.
“Gonzalez itu sebenarnya bisa. Saat ketemu, saya tanya dia, “Kamu mengajukan kewarganegaraan pada siapa” Dia jawab, kepada orang-orang yang membantu saya. “Pernah ke PSSI nggak” Dia jawab nggak. Jadi, kami tidak tahu bagaimana yang sebenarnya,” ungkap Besoes.
Sementara itu, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Andi Mallarangeng mengatakan bahwa naturalisasi untuk warga keturunan tidak hanya difokuskan pada sepak bola, tapi semua cabang.
“Pemerintah sudah menginstruksikan kepada semua wakil di luar negeri untuk memantau warga negara Indonesia atau keturunan Indonesia yang memiliki prestasi bagus di olahraga. Jika memenuhi syarat, mereka bisa mewakili Indonesia di ajang internasional,” terang Andi.
Sumber: http://www.hariansumutpos.com/
Tahun ini Indonesia bersama Vietnam akan menjadi tuan rumah Piala AFF (federasi sepak bola Asia Tenggara) dan dilanjutkan dengan menjadi host SEA Games 2011. Indonesia bertekad menjadikan dua even tersebut sebagai titik balik prestasi sepak bola tanah air.
Demi meraih prestasi tertinggi, PSSI melalui Badan Timnas Nasional (BTN) mencoba melakukan beberapa terobosan. Salah satunya, mendatangkan pelatih berkelas asal Austria, Alfred Riedl.
Mantan penyerang timnas Austria tersebut berhasil membawa Vietnam melaju ke babak kuarter final Piala Asia pada 2007. Oleh PSSI, Riedl dibebani target membawa Indonesia menjadi juara Piala AFF 2010 dan meraih medali emas SEA Games 2011.
Terobosan lain yang kini dicoba PSSI dan BTN adalah melakukan naturaliasi (pewarganegaraan). Khususnya terhadap para pemain yang memiliki darah Indonesia. Di Eropa, terutama Belanda, saat ini banyak pemain bagus yang masih keturunan Indonesia.
Bahkan, dalam skuad De Oranje (julukan timnas Belanda) yang menembus babak final Piala Dunia 2010 Afsel, ada lima pemain yang memiliki ikatan darah dengan Indonesia. Mereka adalah kapten tim Giovanni van Bronckhorst, Johny Heitinga, Demy de Zeeuw, Nigel de Jong, dan Robin van Persie.
Meski punya kualitas bagus, para pemain itu sulit menembus timnas Belanda karena ketatnya persaingan. Kondisi itulah yang dimanfaatkan PSSI dan BTN untuk menarik mereka agar mau memperkuat timnas Merah Putih. Tidak hanya Belanda, pemain berdarah Indonesia di negara lain pun diinventarisasi PSSI dan BTN.
“September nanti saya dan Alfred Riedl terbang ke Belanda. Kami sudah membuat kerja sama dengan KNVB (federasi sepak bola Belanda) untuk mengumpulkan para pemain berdarah Indonesia yang berkualitas. Mereka akan kami tawari untuk memperkuat Indonesia dengan berbagai konsekuensinya,” kata Iman Arif, Ketua BTN.
Beberapa waktu lalu, seorang pemain Belanda berdarah Indonesia yang merumput di Liga Australia (Adelaide United) Sergio van Dijk datang ke Jakarta.
Naturalisasi bukan perkara mudah. Itu terkait dengan undang-undang yang berlaku di negara yang bersangkutan. Pemain yang bersedia memperkuat timnas Indonesia harus meninggalkan kewarganegaraan yang disandangnya dan berganti menjadi warga Indonesia. Sebab, hukum Indonesia tidak mengenal kewarganegaraan ganda. Apakah mereka mau” Rasanya sulit.
Tapi, PSSI masih menyimpan asa. Jika memungkinkan, seandainya benar ada pemain keturunan yang mau memperkuat timnas Merah Putih, biar saja mereka mengembangkan karir di negara asalnya atau bersama klub yang dibelanya. Tapi, jika timnas membutuhkan, mereka harus bergabung.
“Yang jelas, kami tidak akan sembarangan melakukan naturalisasi. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Di antaranya, kualitasnya di atas rata-rata pemain lokal dan masih muda sehingga bisa lama memperkuat timnas. Untuk apa menaturalisasi pemain yang kualitasnya biasa-biasa saja,” beber Iman.
Nugraha Besoes, Sekjen PSSI, mengatakan bahwa naturalisasi hanyalah langkah komplemen (pelengkap) dalam upaya membentuk timnas yang tangguh. “Untuk membentuk timnas kuat, yang wajib kita perbaiki adalah pembinaan. Itu yang saat ini terus diupayakan PSSI,” cetusnya.
Isu naturalisasi sebelumnya pernah berembus. Beberapa pemain asing di Liga Indonesia yang sudah memenuhi syarat dikabarkan pernah mengajukan diri untuk menjadi warga negara Indonesia dan memperkuat timnas Merah Putih. Di antaranya, Cristian Gonzalez (Uruguay) dan Antonio “Toyo” Claudio (Brazil). Tapi, permohonan itu tak jelas ujungnya. Kabarnya, mereka dipersulit pihak-pihak tertentu.
“Gonzalez itu sebenarnya bisa. Saat ketemu, saya tanya dia, “Kamu mengajukan kewarganegaraan pada siapa” Dia jawab, kepada orang-orang yang membantu saya. “Pernah ke PSSI nggak” Dia jawab nggak. Jadi, kami tidak tahu bagaimana yang sebenarnya,” ungkap Besoes.
Sementara itu, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Andi Mallarangeng mengatakan bahwa naturalisasi untuk warga keturunan tidak hanya difokuskan pada sepak bola, tapi semua cabang.
“Pemerintah sudah menginstruksikan kepada semua wakil di luar negeri untuk memantau warga negara Indonesia atau keturunan Indonesia yang memiliki prestasi bagus di olahraga. Jika memenuhi syarat, mereka bisa mewakili Indonesia di ajang internasional,” terang Andi.
Sumber: http://www.hariansumutpos.com/
0 comments