
Iran curiga dengan pembocoran yang dilakukan situs WikiLeaks dan mengekspos mengenai rencana badan intelijen Pakistan, ISI, yang menarget kepentingan India di Kabul ditambah dengan peranan Iran dalam menggerakkan kelompok-kelompok militan di Afghanistan. Iran menganggap hal itu meragukan. WikiLeaks adalah sebuah organisasi pembocor rahasia yang telah mengungkapkan lebih dari 90.000 laporan rahasia mengenai perang Afghanistan, mengungkap hubungan ISI dengan Taliban. Terungkapnya arsip militer AS yang tersimpan rapi selama enam tahun tersebut membuat ISI semakin dicurigai dalam kampanye "Perang Melawan Teror" yang digagas AS. "Kami curiga dengan pengungkapan dokumen-dokumen tersebut karena yang dibahas di dalamnya sejatinya bukan hal baru," kata Deputi Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Fathollahi kepada wartawan di New Delhi.
Fathollahi kemudian menambahkan bahwa dengan merilis laporan tersebut, ada "tujuan-tujuan khusus" yang diikuti demi menciptakan sebuah atmosfer baru.
"Dengan membahas isu-isu pada waktu yang amat spesifik, kami yakin ada tujuan-tujuan khusus yang diusung untuk menciptakan atmosfer baru," kata Fathollahi setelah bertemu SM Krishna dan deputinya, Preneet Kaur.
"Kami yakin dinaikkannya isu-isu ini sekarang, meski kita semua sudah tahu informasi ini di masa lalu, ada hubungannya dengan perkembangan, stabilitas, dan proses politik di Afghanistan," katanya mengenai laporan WikiLeaks.
Menurut bocoran informasi WikiLeaks, Iran membantu upaya perlawanan terhadap pasuan pimpinan AS di Afghanistan melalui pendanaan, bantuan persenjataan, pelatihan dan tempat berlindung yang aman bagi gerakan Taliban.
India menganggap dokumen bocor tersebut valid, karena sejalan dengan tudingan India tentang kerja sama Taliban dan ISI.
AS telah mulai melakukan investigasi kebocoran terbesar dalam sejarah militernya tersebut. Pentagon saat ini tengah mencari mata-mata yang bergabung dengan misi AS di Afghanistan.
Deputi menlu Iran tersebut berkunjung ke New Delhi dan berdialog dengan Menteri Luar Negeri India SM Krishna dan Sekretaris Kementerian Luar Negeri India Nirupama Rao pada hari Kamis, mereka membahas mengenai Afghanistan.
Iran dan India memiliki posisi yang nyaris sama dan juga memiliki pandangan yang mirip mengenai perkembangan di Afghanistan.
Mengenai upaya rekonsiliasi dan reintegrasi para anggota Taliban di Afghanistan, Fathollahi mengatakan, "Kami tidak setuju masalah Afghanistan diselesaikan dengan cara miiliter. Kami tidak setuju dengan penempatan pasukan asing di Afghanistan, itu bukan solusi. Pemerintah Afghanistan harus diberi kepercayaan."
Fathollahi membantah ada tekanan dari Washington kepada New Delhi agar menjaga jarak dengan Teheran.
Ia beranggapan, sanksi yang dijatuhkan terhadap Iran tidak memiliki dampak drastis terhadap hubungan dagang antara Iran dan negara-negara Asia Tengah, termasuk India.
Kepada wartawan, Fathollahi juga mengatakan bahwa pelabuhan Chabahar telah siap sebagian, dengan daya muat empat juta ton dan segera dikembangkan lebih jauh agar bisa menjadi tempat transit barang-barang yang akan dikirim ke Afghanistan.
Kunjungan Fathollahi ke New Delhi merupakan kunjungan kedua pejabat kementerian Iran ke India dalam waktu tak sampai satu bulan, menyusul pertemuan komisi gabungan tanggal 9 Juni lalu, saat dibahas percepatan pengerjaan pelabuhan Chabahar yang dapat memperluas jangkauan India di Afghanistan dan Asia Tengah.
Saat ditanya apakah pelabuhan Chabagar akan berfungsi dengan baik, Fathollahi mengatakan bahwa dalam waktu singkat akan dilakukan "perubahan-perubahan fundamental" terhadap pelabuhan tersebut dan juga pendanaan yang kuat untuk mengembangkan pelabuhan tersebut.
Sumber: http://www.suaramedia.com/
Fathollahi kemudian menambahkan bahwa dengan merilis laporan tersebut, ada "tujuan-tujuan khusus" yang diikuti demi menciptakan sebuah atmosfer baru.
"Dengan membahas isu-isu pada waktu yang amat spesifik, kami yakin ada tujuan-tujuan khusus yang diusung untuk menciptakan atmosfer baru," kata Fathollahi setelah bertemu SM Krishna dan deputinya, Preneet Kaur.
"Kami yakin dinaikkannya isu-isu ini sekarang, meski kita semua sudah tahu informasi ini di masa lalu, ada hubungannya dengan perkembangan, stabilitas, dan proses politik di Afghanistan," katanya mengenai laporan WikiLeaks.
Menurut bocoran informasi WikiLeaks, Iran membantu upaya perlawanan terhadap pasuan pimpinan AS di Afghanistan melalui pendanaan, bantuan persenjataan, pelatihan dan tempat berlindung yang aman bagi gerakan Taliban.
India menganggap dokumen bocor tersebut valid, karena sejalan dengan tudingan India tentang kerja sama Taliban dan ISI.
AS telah mulai melakukan investigasi kebocoran terbesar dalam sejarah militernya tersebut. Pentagon saat ini tengah mencari mata-mata yang bergabung dengan misi AS di Afghanistan.
Deputi menlu Iran tersebut berkunjung ke New Delhi dan berdialog dengan Menteri Luar Negeri India SM Krishna dan Sekretaris Kementerian Luar Negeri India Nirupama Rao pada hari Kamis, mereka membahas mengenai Afghanistan.
Iran dan India memiliki posisi yang nyaris sama dan juga memiliki pandangan yang mirip mengenai perkembangan di Afghanistan.
Mengenai upaya rekonsiliasi dan reintegrasi para anggota Taliban di Afghanistan, Fathollahi mengatakan, "Kami tidak setuju masalah Afghanistan diselesaikan dengan cara miiliter. Kami tidak setuju dengan penempatan pasukan asing di Afghanistan, itu bukan solusi. Pemerintah Afghanistan harus diberi kepercayaan."
Fathollahi membantah ada tekanan dari Washington kepada New Delhi agar menjaga jarak dengan Teheran.
Ia beranggapan, sanksi yang dijatuhkan terhadap Iran tidak memiliki dampak drastis terhadap hubungan dagang antara Iran dan negara-negara Asia Tengah, termasuk India.
Kepada wartawan, Fathollahi juga mengatakan bahwa pelabuhan Chabahar telah siap sebagian, dengan daya muat empat juta ton dan segera dikembangkan lebih jauh agar bisa menjadi tempat transit barang-barang yang akan dikirim ke Afghanistan.
Kunjungan Fathollahi ke New Delhi merupakan kunjungan kedua pejabat kementerian Iran ke India dalam waktu tak sampai satu bulan, menyusul pertemuan komisi gabungan tanggal 9 Juni lalu, saat dibahas percepatan pengerjaan pelabuhan Chabahar yang dapat memperluas jangkauan India di Afghanistan dan Asia Tengah.
Saat ditanya apakah pelabuhan Chabagar akan berfungsi dengan baik, Fathollahi mengatakan bahwa dalam waktu singkat akan dilakukan "perubahan-perubahan fundamental" terhadap pelabuhan tersebut dan juga pendanaan yang kuat untuk mengembangkan pelabuhan tersebut.
Sumber: http://www.suaramedia.com/
0 comments