Informasi Kesehatan dan Tips Gaya Hidup Sehat

Saturday, July 10, 2010

Van Bronckhorst: Keinginan Terbesar Saya Adalah Berkunjung ke Maluku
Menjawab pertanyaan saya lewat SMS, apakah nonton bola Kejuaran Dunia lewat TV, kerabat saya yang tinggal di Bali menjawab, “Ya. Di Indonesia Belanda dijagoin menang. Mudah-mudahan Belanda jadi juara dunia”. Saya tidak tahu, apakah karena di Tim Oranye (Belanda) ada “Kapten” Giovanni van Bronckhorst – pemain Belanda keturunan Maluku? Yang dengan begitu, bagi orang Indonesia dia berarti sama juga dari Indonesia, hingga cukup banyak orang Indonesia yang ngejagoin tim oranye!? Entahlah.

Namun, di belahan mana saja di dunia ini, termasuk di Indonesia pasti relatif banyak juga orang yang mendukung tim Belanda, tetapi mungkin juga ada lebih banyak yang mengharapkan Belanda kalah.

Kembali ke Gio, panggilan akrab Giovanni van Bronckhorst, dalam interview dengan wartawan Belanda Iwan Tol (Dagblad De Pers, Jumat, 9 Juli 2010) di Johannesburg, mengungkapkan kenangannya, ketika dalam perjalanan dengan pesawat ke Australia, dimana tim Oranye akan melakukan pertandingan persahabatan dengan tim kangguru, hatinya mendadak berdebar-debar saat tiba-tiba persis didepan matanya terlihat di layar kaca komputer dari maskapai penerbangan tertulis Mollukken Islands.

Menurut Iwan Tol, hanya dua kata tersebut, tetapi cukup membuat hati Gio membara.

“Saya merasakan sesuatu yang dalam dari diri saya. Sulit untuk diuraikan, hal itu terutama adalah suatu perasaan dari kebanggaan,” ujar Gio

Keinginan besar

Seperti kebanyakan para pemain tim oranye, Van Bronckhorst -kapten kesebelasan nasional Belanda ini- berasal dari keturunan asing, atau biasa disebut allochtoon (warga pendatang). Ibu dari Giovannie van Bronckhorst berasal dari Maluku, sedang ayahnya adalah keturunan Eropa dan Indonesia (atau orang Indo-Eropa). Namun Gio belum pernah berkunjung ke Maluku.

"Keinginan yang besar bagi saya, adalah berkunjung ke Maluku," ujar Gio.

Menurutnya, itu akan menjadi suatu kunjungan yang emosional. Sampai saat ini, Gio kekurangan waktu untuk melaksanakan kunjungan tersebut. Tetapi begitu berhenti sebagai pemain bola, Gio berkata akan memastikan untuk berkunjung ke Maluku.

Sebagaimana Simon Tamahata pada tahun 1980an sebagai ikon bagi orang-orang Maluku dan masyarakat Maluku di Belanda, demikian juga sekarang ini Giovannie van Bronckhorst.

Bedanya, Tamahata berbicara mengenai soal politik. Dia berapi-api sebagai pendukung Maluku ideal - Republik Maluku yang merdeka. Hal demikian tidak terdengar dari van Bronckhorst.

Gio terutama sekali bangga akan orang-orang atau sebagai orang keturunan Maluku.

"Keluarga saya selalu mengatakan: Gio, jika kamu pergi ke sana (ke Maluku –red.), bagimu tidak ada kehidupan tenang. Buat mereka kamu adalah pahlawan, jika kita memenangkan Piala Dunia tentu saja," jelasnya.

Dari tantenya di Maluku, dia terkadang menerima foto-foto. Foto terakhir yang dia terima dari tantenya itu memperlihatkan seseorang yang mencat seluruh sepeda motornya dengan warna oranye.

“Benar-benar kacau di sana,” ujar Gio sambil tersenyum kepada Iwan Tol.
Sumber: http://www.rakyatmerdeka.co.id/
Share this post
  • Share to Facebook
  • Share to Twitter
  • Share to Google+
  • Share to Stumble Upon
  • Share to Evernote
  • Share to Blogger
  • Share to Email
  • Share to Yahoo Messenger
  • More...

0 comments

:) :-) :)) =)) :( :-( :(( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ :-$ (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer

 
© 2011 Informasi Kesehatan dan Tips Gaya Hidup Sehat
Designed by BlogThietKe Cooperated with Duy Pham
Released under Creative Commons 3.0 CC BY-NC 3.0
Posts RSSComments RSS
Back to top