Informasi Kesehatan dan Tips Gaya Hidup Sehat

Sunday, July 11, 2010

Diimingi Uang Seribu, Bocah 4 Tahun Jadi Korban Pencabulan
Bunga tampak bermain seorang diri di dalam rumahnya. Pagi kemarin, bocah empat tahun ini tampak baru saja dimandikan oleh ibunya. Setelah peristiwa Rabu (7/7) malam lalu, kedua orang tua bunga merasa kuatir untuk membiarkan anaknya bermain seorang diri di luar rumah. Malam itu, bocah mungil ini menjadi korban cabul sang tetangga. “Bejat,” Kata inilah yang keluar dari mulut Di (samaran) ayah Bunga, bila mengenang peristiwa itu.

Anaknya dicabuli DN, tetangganya sendiri yang tinggal di salah kamar mess karyawan sebuah perusahan di bilangan Batamcentre, tempat mereka tinggal. DN membuka celana dan memasukkan jarinya ke kemaluan Bunga, lalu, menyuruh Bunga mengulum kemaluan pria 30 tahun itu.
Terkuaknya aksi cabul yang dilakukan tukang taman di kawasan Industri itu, berkat kecurigaan Da (nama samaran), ibu Bunga. Malam itu, sekitar pukul 21.00 WIB. Si kecil Bunga baru saja masuk ke dalam rumahnya.
Di tangannya menggenggam beberapa bungkus permen. Melihat itu, tentu sang ibu jadi heran. Dari mana anaknya memperoleh permen? “Apa saja yang anak saya bawa, istri saya pasti tanya dapat dari mana?” kata Di pada POSMETRO saat ditemui dikediamannya kemarn pagi.
Nah, layaknya seorang anak kecil, Bunga pun dengan polos menjawab pertanyaa ibunya. Dengan bahasa bocah seusianya, Bunga pun menceritakan dengan polosnya dari mana ia mendapatkan permen itu. Pengakuan Bunga malam itu, permen itu ia beli di warung tak jauh dari rumahnya. Uang untuk membeli permen sebesar Rp1000 itu, adalah pemberian DN tetangganya yang tinggal di kamar paling ujung bagian depan mess.
Tapi pengakuan ini baru awal dari semua itu. Penuturan Bunga selanjutnya membuat sang ibu menjadi sangat terkejut. Menurut bocah itu, uang terbut diberi bukan cuma-cuma. “Oom DN (menyebut nama asli) buka celana Bunga, terus Oom masukkan jari ke anu Bunga. Terus, Bunga disuruh isap anunya Oom,” kata Bunga polos seperti ditirukan sang ayah saat ditemui POSMETRO.
Setelah itu, Bunga juga mengaku kepada ibunya, disuruh diam dan tidak menceritakan hal itu pada siapa saja, dengan sogokkan uang Rp1000 tentunya.
Bak disambar petir, Da pun terkejut buka main. Pengakuan Bunga pun ia sampaikan pada Di suaminya yang sehari-hari bekerja sebagai sekuriti di kawasan industri. Perasaan yang sama juga dialami Di.
“Saya langsung lemas dan gemetaran. Saya panik terus saya cari dia,” kata Di.
Malam itu, Di mendapati DN masih berada di dalam kamarnya. Beruntung, Di masih bisa mengendalikan emosinya sehingga tidak sampai menghakimi DN. Di pun meluapkan emosinya dengan memarahi DN yang sudah lebih 10 tahun hidup bertentangga dengannya. Di sama sekali tidak mengira kalau DN tega mencabuli anaknya itu.
Kalut bercampur emosi, itulah perasaan Di dihadapan DN malam itu. Saking kalut dan emosinya, Di malah tidak terpikir untuk menyeret DN ke kantor polisi.
“Itulah salahnya saya. Malam itu, saya malah suruh dia pergi dari mess dan tidak mau melihat wajahnya lagi,” kata Di menyesal.
Setelah DN kabur dan membawa semua barang-barangnya di mess, barulah Di sadar dan mencari DN lagi. Namun telat, DN sudah tidak ada lagi, hapenya pun tak aktif lagi. Jumat (9/7) siang, Da pun melaporkan kejadian yang menimpa anaknya itu ke polisi sektor Batam Kota. Menerima laporan Da, polisi pun berusaha melacak DN ke rumah keluarganya di kawasan Bengkong.
Namun, DN tidak ditemui. DN keburu kabur dan menitipkan sepeda motornya di rumah salah satu kerabatnya.
Kini, kasus pencabulan terhadap anak di bawah umur itu sedang ditangani polisi dan masih dalam proses penyelidikan.(Khafi)

Ajari Anak Seks
Kasus pencabulan yang menimpa Bunga, membuat pemerhati anak, yang juga mantan Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kepri, Putu Elvina prihatin. Putu makin prihatin lagi karena kasus yang menimpa Bunga, adalah kasus yang kesekian kalinya yang menimpa anak-anak di Batam. Dan, rata-rata pelakunya adalah orang-orang terdekat korbannya.
“Makanya, saya harap tidak ada keringanan hukuman bagi para pencabul,” kata Putu pada POSMETRO saat dihubungi sore kemarin. Sulitnya mengontrol anak setiap saat kala bermain, memang menjadi kendala bagi setiap orang tua dalam menjaga anaknya. Karena, dalam menjaga anaknya, pasti setiap orang tua ada lengahnya. Untuk mengantisipasi pencabulan terhadap anak ini, Putu menyarankan orang tua yang memiliki anak berusia di bawah 5 tahun, untuk mulai mengajarkan pendidikan seks pada anaknya dalam pengertian dan bahasa yang sederhana.
Tujuannya, agar si anak dapat melindungi organ seksualnya. Putu mencontohkan, si anak diberi pengertian bahwa organ seks si anak adalah bagian intim tubuhnya yang harus dilindungi, dan tidak boleh ada yang menyentuhnya selain si anak sendiri dan ibunya. “Contoh, kasih pengertian si anak, kalau disentuh orang lain, organ seksnya bisa sakit karena tangan orang yang memegangnya kotor,” ujar Putu. Dan, sentuhan-sentuhan seperti apa saja pada organ seks si anak yang dapat membahayakan, bagaimana si anak bergaul dan bersentuhan dengan lawan jenisnya, juga harus tegas diajarkan sejak dini sebagai langkah pencegahan.
Menurut Putu, sering ditemuinya rata-rata pelaku pencabulan adalah orang-orang dekat korbannya. Biasanya, yang mendorong para pelaku adalah berbagai faktor. Tapi, faktor utamanya adalah lemahnya konsep agama dari pelaku sehingga mudahnya faktor X apa saja yang bisa mendorong pelaku melakukan pencabulan. Seperti terdorong melakukan pencabulan karena habis menyaksikan video porno, faktor ekonomi hingga pelaku melampiaskan hasrat seksualnya terhadap anak kecil karena tidak mampu membayar WTS, dan faktor lainnya. “Tapi, semua kembali ke konsep agamanya. “Kalau konsep agamanya bagus, semua faktor X bisa dihalau,” kata Putu.
Namun, berbicara tentang perlindungan anak, Putu mengatakan, orang tua juga harus memperhatikan lingkungan tempat anak bermain. Sikap preventif orang tua tidak hanya melulu difokuskan pada si anak, tapi pada lingkungan dan siapa saja teman bermain anak. “Kalau orang tuanya ketat, tapi lingkungannya tidak bagus, anak juga beresiko jadi korban,” ujar Putu.
Sumber: http://www.posmetrobatam.com/
Share this post
  • Share to Facebook
  • Share to Twitter
  • Share to Google+
  • Share to Stumble Upon
  • Share to Evernote
  • Share to Blogger
  • Share to Email
  • Share to Yahoo Messenger
  • More...

0 comments

:) :-) :)) =)) :( :-( :(( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ :-$ (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer

 
© 2011 Informasi Kesehatan dan Tips Gaya Hidup Sehat
Designed by BlogThietKe Cooperated with Duy Pham
Released under Creative Commons 3.0 CC BY-NC 3.0
Posts RSSComments RSS
Back to top