Rencana untuk membangun masjid dua blok dari ground zero telah memicu perdebatan emosional antara penduduk setempat dengan keluarga korban serangan teror 11 September 2001. Proyek ini merupakan kolaborasi antara American Society untuk Kemajuan Muslim dan Cordoba Initiative, untuk meningkatkan jalinan hubungan yang baik antar pemeluk agama.
Kedua kelompok mempresentasikan visi mereka kepada Dewan Komunitas Manhattan pada hari Rabu malam. Ro Sheffe, anggota dewan yang menghadiri pertemuan tersebut, mengatakan bahwa proyek tidak perlu mendapatkan persetujuan dewan. "Mereka memiliki tanah itu," ujar Sheffe. "Mereka datang kepada kami untuk mengetahui pendapat kita dan untuk memberitahu kami soal rencana mereka adalah murni sukarela dari pihak mereka.."
Ke-12 anggota yang ikut dalam pertemuan dengan suara bulat mendukung proyek tersebut untuk pendirian Mesjid dekat runtuhan WTC. Daisy Khan, direktur eksekutif dari masyarakat Islam, menjelaskan visi pembangunan ini sebagai tempat peribadatan kaum muslim di Amerika, tetapi juga melayani kegiatan sosial masyarakat secara keseluruhan.
"Ini juga akan berfungsi sebagai platform utama untuk menguatkan "suara diam" dari mayoritas Muslim yang tidak ada hubungannya dengan ideologi ekstremis melawan momentum ekstrimis.."
"Ini waktu yang tepat karena Islam adalah agama Amerika," kata Khan. "Kita perlu mengambil hikmah dari tragedi 9 / 11 menjadi sesuatu yang sangat positif."
Proyek ini mendapat respon yang beragam dari keluarga dan teman korban 11 September.
"Saya pikir ini hal yang tepat," kata Marvin Bethea, salah seorang paramedis di komplek WTC. "Saya kehilangan 16 teman-teman di sana tapi orang muslim juga terbunuh pada 9 / 11.. Ini akan menjadi pertanda baik buat Islam bahwa kita tidak mengutuk semua muslim dan bahwa umat Islam yang melakukan ini kebetulan dari kalangan ekstremis. Sebagai orang hitam , aku tahu bagaimana rasanya didiskriminasikan ketika Anda tidak melakukan apa-apa. "
Herbert Ouida, yang putranya tewas dalam serangan, mendukung proyek sebagai cara untuk menjembatani kesenjangan budaya.
"Saya memahami kemarahan, kepahitan dan kebencian, namun itu hanya menghasilkan lebih banyak kebencian," kata Ouida. "Seperti sebagian besar dunia memeluk Islam, dan mengatakan siapa saja yang memeluk Islam adalah teroris, dan itu pernyataan yang berlebihan."
Disisi lain banyak juga yang mencela gagasan pembangunan masjid yang begitu dekat dengan tempat kerabat mereka meninggal.
"Lower Manhattan justru harus dibuat untuk tempat suci bagi orang-orang yang meninggal di sana," kata Michael Valentin, seorang detektif kota pensiunan yang bekerja komplek WTC. "Saya paham mereka [membangun] dengan cara baik-baik, tetapi tidak harus di sana.."
Lainnya seperti Barry Zelman mengatakan lokasi situs tersebut akan menjadi kenangan yang menyakitkan.
"9 / 11, teroris melakukan ini atas nama Islam," kata Zelman. "Ini adalah tanah suci di mana banyak orang-orang tewas disini, dan salah satunya adik saya juga ikut terbunuh, dan agama itu akan selalu saya ingat, ini sesuatu yang munafik dan melanggar kesucian."
Namun, Khan menekankan bahwa serangan tersebut juga membunuh Islam. "Tiga ratus korban adalah Muslim, 10 persen dari korban," katanya. "9 / 11 adalah tragedi di Amerika yang semua orang sama-sama merasa tersakiti termasuk masyarakat Muslim. Kita harus bersama-sama berjuang melawan ekstremis dan terorisme." lanjutnya.
House Cordoba masih dalam tahap awal pengembangan. American Society untuk Kemajuan Muslim berharap dana bagi pusat ini akan selesai dalam tiga sampai lima tahun.
Sumber : http://edition.cnn.com/
Kedua kelompok mempresentasikan visi mereka kepada Dewan Komunitas Manhattan pada hari Rabu malam. Ro Sheffe, anggota dewan yang menghadiri pertemuan tersebut, mengatakan bahwa proyek tidak perlu mendapatkan persetujuan dewan. "Mereka memiliki tanah itu," ujar Sheffe. "Mereka datang kepada kami untuk mengetahui pendapat kita dan untuk memberitahu kami soal rencana mereka adalah murni sukarela dari pihak mereka.."
Ke-12 anggota yang ikut dalam pertemuan dengan suara bulat mendukung proyek tersebut untuk pendirian Mesjid dekat runtuhan WTC. Daisy Khan, direktur eksekutif dari masyarakat Islam, menjelaskan visi pembangunan ini sebagai tempat peribadatan kaum muslim di Amerika, tetapi juga melayani kegiatan sosial masyarakat secara keseluruhan.
"Ini juga akan berfungsi sebagai platform utama untuk menguatkan "suara diam" dari mayoritas Muslim yang tidak ada hubungannya dengan ideologi ekstremis melawan momentum ekstrimis.."
"Ini waktu yang tepat karena Islam adalah agama Amerika," kata Khan. "Kita perlu mengambil hikmah dari tragedi 9 / 11 menjadi sesuatu yang sangat positif."
Proyek ini mendapat respon yang beragam dari keluarga dan teman korban 11 September.
"Saya pikir ini hal yang tepat," kata Marvin Bethea, salah seorang paramedis di komplek WTC. "Saya kehilangan 16 teman-teman di sana tapi orang muslim juga terbunuh pada 9 / 11.. Ini akan menjadi pertanda baik buat Islam bahwa kita tidak mengutuk semua muslim dan bahwa umat Islam yang melakukan ini kebetulan dari kalangan ekstremis. Sebagai orang hitam , aku tahu bagaimana rasanya didiskriminasikan ketika Anda tidak melakukan apa-apa. "
Herbert Ouida, yang putranya tewas dalam serangan, mendukung proyek sebagai cara untuk menjembatani kesenjangan budaya.
"Saya memahami kemarahan, kepahitan dan kebencian, namun itu hanya menghasilkan lebih banyak kebencian," kata Ouida. "Seperti sebagian besar dunia memeluk Islam, dan mengatakan siapa saja yang memeluk Islam adalah teroris, dan itu pernyataan yang berlebihan."
Disisi lain banyak juga yang mencela gagasan pembangunan masjid yang begitu dekat dengan tempat kerabat mereka meninggal.
"Lower Manhattan justru harus dibuat untuk tempat suci bagi orang-orang yang meninggal di sana," kata Michael Valentin, seorang detektif kota pensiunan yang bekerja komplek WTC. "Saya paham mereka [membangun] dengan cara baik-baik, tetapi tidak harus di sana.."
Lainnya seperti Barry Zelman mengatakan lokasi situs tersebut akan menjadi kenangan yang menyakitkan.
"9 / 11, teroris melakukan ini atas nama Islam," kata Zelman. "Ini adalah tanah suci di mana banyak orang-orang tewas disini, dan salah satunya adik saya juga ikut terbunuh, dan agama itu akan selalu saya ingat, ini sesuatu yang munafik dan melanggar kesucian."
Namun, Khan menekankan bahwa serangan tersebut juga membunuh Islam. "Tiga ratus korban adalah Muslim, 10 persen dari korban," katanya. "9 / 11 adalah tragedi di Amerika yang semua orang sama-sama merasa tersakiti termasuk masyarakat Muslim. Kita harus bersama-sama berjuang melawan ekstremis dan terorisme." lanjutnya.
House Cordoba masih dalam tahap awal pengembangan. American Society untuk Kemajuan Muslim berharap dana bagi pusat ini akan selesai dalam tiga sampai lima tahun.
Sumber : http://edition.cnn.com/
0 comments